Langsung ke konten utama

Tahap Kupu-Kupu #part2

Pekan ini, saya dan mba sinta melanjutkan agenda program mentorship: "assessment" .  Mba sinta sih 'ngakunya' introvert dan pemalu, tapi MasyaAllah ternyata orangnya seru. Mulanya saya sudah menyusun banyak pertanyaan buat jaga-jaga), eh ternyata obrolan kami malah mengalir. Banyak curcol. Kurlebnya saya merasa punya patner senasib seperjuangan. Hal yang membuat saya merasa 'ajaib': kadang baru kepikiran untuk chat atau nanya, eh.. mba sinta malah chat duluan. Baru mau ngetik ide, eh mba-nya juga sepemikiran. Klop, eksekusi! 

Alhamdulillah.. ketika jadwal online saya masih random (yaitu saat ada bonus waktu), saya merasa bersyukur mendapat mentor pengertian. Kami bisa menyesuaikan ritme untuk berkolaborasi. Seketika inget langsung chat mba sinta. Kami pun sepakat untuk respon ya sebisanya. Family come first.  Tujuan kami bertahan di bunda cekatan kan utamanya juga untuk keluarga. Jujur, ini juga "poin plus" yang saya syukuri dalam program mentorship ini.  

Assessment
Pada sesi ini, saya menceritakan tentang 'bagaimana mulanya' dan sekilas 'perjalanan' saya concern dengan islamic home education/pengasuhan anak/tarbiyatul aulad. Yup, intinya sharing pengalaman sebagai praktisi dengan 3 anak (8tahun, 5 tahun dan 2 tahun) bukan sebagai ahli.  

Saya juga menjelaskan terkait fokus telur utama di mind map buncek adalah rangkaian proyek penanaman iman pada anak. Dalam mentorship yang berdurasi 8 pertemuan/pekan ini, tentunya singkat.  Jadi, saya ingin menspesifikan pada Allah sebagai "Al Khaliq"  serta bertafakur alam. Buah dari iman adalah adab dan akhlak. Harapannya bisa melatih adab berinteraksi dengan alam. Teori sudah disampaikan, namun saya merasa masih kurang di 'pengamalan'. Oleh karena itu, saya tertarik untuk mengenalkan dan berpraktek dengan 'sustainable living'. Wacana ini sebenarnya sudah lama, tapi qodarullah sepertinya 'jodohnya' saat ini. Alhamdulillah, bertemunya juga mentor yang punya 2 balita. Jadi, ga punya banyak alasan 'kendala bocah' lagi. Hehe

Qodarullah, adanya pandemic covid19 dan kondisi bumi saat ini, membuat saya jadi banyak membaca terkait ketahanan keluarga, khususnya ketahanan pangan. Dari beberapa bacaan, 'sustainable living' (urban farming di dalamnya), diharapkan bisa menjadi solusi. Terkait 'sustainable living', dalam prakteknya saya masih awam. Adapun yang dilakukan baru menanam di pekarangan terbatas, seperti cabai, timun, dan beberapa lainnya. Lainnya? meminimalisir sampah.

Mba sinta, mentor saya, sudah menerapkan 'sustainable living' sejak dua tahun lalu karena prihatin dengan kondisi alam saat ini. Oia, mba sinta juga melibatkan Kak Hafshah (putrinya) dalam aktivitasnya,  seperti: memilah sampah, mengantar ke tempat untuk pengolahan. Selain itu, mba sinta juga sudah menerapkan biopori, composting, eco-enzyme, ecobrick, dll. Dan, itu semua belum saya praktekan. Alhamdulillah, saatnya berguru di tahap kupu-kupu ini.. Semoga Allah mudahkan saya menyerap ilmu dari mentor dengan baik. Aamiin.,

Mohon bimbingannya, mba..

#TahapKupu-KupuPekan2
#BundaCekatanBatch1
#IbuProfesional
#InstitutIbuProfesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aliran Rasa #11

Aliran Rasa Alhamdulillah, saya senang di Tantangan Level #11 ini karena: 1. Bertaburan media edukasi baik itu di grup maupun sosmed. MasyaaAllah, kreatif dan sarat informasi bermanfaat.. barokallahu fiikunna, bunprof :) 2. Grup bunsay WhatsApp jadi "ramai" diskusi sepuluh hari berturut-turut. Tidak melulu berbicara akan tantangan masalah melainkan juga sharing untuk mencari solusi. MasyaaAllah, barokallahu fiikunna :) 3. Konsep metode "learning by teaching" per kelompok memberikan hikmah tersendiri, yaitu keluar dari zona nyaman. Biasanya buat rencana, eksekusi dan nulis sendiri. Tapi, tantangan kali ini lewat diskusi grup, mulai dari: membagi waktu jam online untuk diskusi,  menyamakan persepsi, aktif membaca literatur, merumuskan bahan dan media edukasi, membahas strategi membagi tugas, rembukan nama Genk, dll. Begitupun juga dengan menyimak presentasi grup lain yang mungkin jadwal online-nya di luar jam "online time" pribadi, tapi ya mensiasati...

saatnya berbagi makanan kesukaan (tahap ulat pekan6)

Pekan ini, tugasnya adalah 'mengasah rasa', mencoba berbagi makanan yang disukai oleh teman kita. MasyaAllah... jadi ingat hadits berikut. Yup, setelah kembali melihat jurnal #5, saya mencoba menganalisis setidaknya ada irisan kebutuhan yang sama dari 14 orang sahabat bulat, yakni: manajemen waktu, pendidikan anak dan cooking (resep). Oleh karena itu, saya kembali "ngubek-ngubek" dokumentasi sumber belajar yang pernah saya simpan dan manfaatkan dahulu. Dan, tarrraa.. saya pun segera mengemas paket potluck: 1. Manajemen waktu ramadhan di http://bit.ly/cemilanibu      2. Manajemen pendidikan anak di http://bit.ly/potluck_edu 3. Resep dan Pedoman gizi (dari rumbog IP Bogor) di http://bit.ly/bogabogor Terharu Mendapat Potluck Alhamdulillah, senang banget dapat potluck dari teman-teman. Alhamdulillah, semuanya saya butuhkan. Terharu! Nah, potluck dari teman-teman  saya klasifikasikan dalam dua tema besar, yakni parenting dan kajian keislaman. Untu...

Fotografi: Kids and Nature

Lokasi : Kebun Raya Bogor Tanggal Foto: 2 April 2017 Waktu: 07.54 Subtema: "Think Green" Model: Raufa Foto Edit: Tanpa Edit Lokasi : Kebun Raya Bogor Tanggal Foto: 2 April 2017 Waktu: 07.36 Subtema: "Galau: Main apa lagi ya?" Model: Hadiya Foto Edit: Tanpa Edit Lokasi : Kebun Raya Bogor Tanggal Foto: 2 April 2017 Waktu: 07.35 Subtema: "Just walking" Model: Hadiya Foto Edit: Tanpa Edit #kidsandnature #fotolandscape #lombafoto #rumbelfotografiiipbogor #rumahbelajarfotografi #femalefotografer #smartphonephotographer