Bismillah...
Setelah membuat peta 'mind map', langkah selanjutnya adalah mencari dan mengumpulkan sumber/referensi ilmu yang shahih. Sumber/referensi bisa dari: buku, teori, web, kajian, workshop, belajar langsung dari guru/ahli yang expert, komunitas, pengalaman, dll. Yup, seperti buat tinjauan pustaka karya tulis ya?
And then...
Hasil temuan yang sudah kita saring nantinya kita sharing ke teman-teman sejawat buncek. Hmmm... belanja ide/gagasan/ilmu model gini bisa berpotensi dua: makin tercerahkan atau makin galau. Galau kalau gak fokus dan tergoda ilmu yang lain. Nah loh! Untuk itu, kita perlu hati-hati. Adapun catatan yang saya 'bold' terkait fase ini (selama sesi diskusi) adalah sebagai berikut.
a. Jangan asal comot sana sini,
b. Jangan berdasar atas katanya, katanya (teliti dahulu supaya tidak menyebar hoax). Cari literatur shahih yang terpercaya
c. Jangan terlalu banyak (khawatir malah bikin eneg, muntah)
d. Jangan buru-buru, harus cepat atau menggegas
e. Jangan hanya sekedar 'syarat' mengumpulkan tugas. Sumber belajar ini nantinya buat diri pribadi kita. Kita yang insyaAllah akan merasakan manfaatnya.
f. Jangan takut melangkah!
Kisah dan Siroh
Nah, untuk itu, kali ini saya memprioritaskan pada 'kisah dan siroh'. Terkait ini, sebenarnya irisan program "adiba project" dan bengkel diri (tazkiyatun nafs). Mengapa kisah dan siroh dulu? Lebih ke preferensi untuk menggali hikmah bersama keluarga, menanamkan nilai serta berusaha mengamalkannya... Terus terang, setelah membaca kisah-kisah shahih terdahulu, terkadang perasaan campur aduk. Ahhh, ternyata "masalahku itu hanya receh!" Hiks...
Panduan1
Panduan2
Setelah membuat peta 'mind map', langkah selanjutnya adalah mencari dan mengumpulkan sumber/referensi ilmu yang shahih. Sumber/referensi bisa dari: buku, teori, web, kajian, workshop, belajar langsung dari guru/ahli yang expert, komunitas, pengalaman, dll. Yup, seperti buat tinjauan pustaka karya tulis ya?
And then...
Hasil temuan yang sudah kita saring nantinya kita sharing ke teman-teman sejawat buncek. Hmmm... belanja ide/gagasan/ilmu model gini bisa berpotensi dua: makin tercerahkan atau makin galau. Galau kalau gak fokus dan tergoda ilmu yang lain. Nah loh! Untuk itu, kita perlu hati-hati. Adapun catatan yang saya 'bold' terkait fase ini (selama sesi diskusi) adalah sebagai berikut.
a. Jangan asal comot sana sini,
b. Jangan berdasar atas katanya, katanya (teliti dahulu supaya tidak menyebar hoax). Cari literatur shahih yang terpercaya
c. Jangan terlalu banyak (khawatir malah bikin eneg, muntah)
d. Jangan buru-buru, harus cepat atau menggegas
e. Jangan hanya sekedar 'syarat' mengumpulkan tugas. Sumber belajar ini nantinya buat diri pribadi kita. Kita yang insyaAllah akan merasakan manfaatnya.
f. Jangan takut melangkah!
Kisah dan Siroh
Nah, untuk itu, kali ini saya memprioritaskan pada 'kisah dan siroh'. Terkait ini, sebenarnya irisan program "adiba project" dan bengkel diri (tazkiyatun nafs). Mengapa kisah dan siroh dulu? Lebih ke preferensi untuk menggali hikmah bersama keluarga, menanamkan nilai serta berusaha mengamalkannya... Terus terang, setelah membaca kisah-kisah shahih terdahulu, terkadang perasaan campur aduk. Ahhh, ternyata "masalahku itu hanya receh!" Hiks...
Panduan1
Panduan2
Untuk HSI sendiri, sebenarnya sudah follow up dari rangkaian program sebelumnya yang sudah berjalan.. Namun, alhamdulillah, ternyata pas banget materinya ketika lagi 'butuh' ingin mendalami siroh. Hanya saja, berkaca pada perjalanan sebelumnya, butuh komitmen dan konsisten untuk murojaah materi yang ada dan mengerjakan ujian.
#ulat
#faseulat
#ulat1pekan1
#inimakananku
#buncek
#bundacekatan
#ibuprofesional
Komentar
Posting Komentar