Ini Makananku
MasyaaAllah, melihat banyak ilmu yang bertebaran di FBG Buncek merasa takjub. Namun, karena keterbatasan waktu dan mencoba komitmen dengan waktu online jadi belum bisa membaca semua cemilan. Alhamdulillah, ada dua potluck yang kebetulan ternotifikasi, yakni potluck dari Mba Uli terkait tahsin dan cerita beberes mba nikmah (poin penting terlampir di bawah).
Qodarullah, pekan ini prioritas menemani anak-anak buat proyek dan review kisah. Anak pertama minta dicarikan referensi kisah shahih berdasarkan al quran. Maka, prioritas makanan utama ya berburu referensi terkait kisah..
*Makanan Sesi Rabu (Ini terkait Proyek Adiba Sweet Home)
Belajar Dari Pengalaman: Menata Rumah Dengan Mudah Mba Khoirun Nikmah (co founder Gemar Rapi)
Alhamdulillah pas butuh, pas datang guru yah.. Tema yang dibawa alhamdulillah sesuai dengan salah proyek keluarga yang masih perlu di-improvement dan di-konsistensi. Nah, 'cemilan' ilmu dari Mba Nikmah yang saya garisbawahi:
1. Agar rapihnya awet maka harus suka atau gemar dulu. Gali motivasi. Benahi mindset, sambungkan dengan nilai spiritual dan pembentukan "habit". Jangan jadikan beres-beres sebagai beban. Diskusikan dengan keluarga, (Hmmmm... ini mindset sekeluarga kudu satu frekuensi)
2. Beberes ternyata ada ilmunya, misal: 5R/5S, konmari, gemar rapi (Nah, pe-er sih nih untuk menggali yang sesuai kesepakatan dan kebutuhan keluarga)
3. Teladan dari sekeliling. Qodarullah, mba nikmah kecil belajar dari pengalaman nenek yang "expert" dalam hal beberes meski memang belum paham teori atau ilmu khusus (Huhuhu, ini menginspirasi untuk meneladani virus gemar rapi pada anak-anak)
4. The Miracle of Doa yang terkabul. Dulu mba nikmah ingin suami yang suka rapih, alhamdulillah terkabul. (Nah.. jangan sepelekan doa. Doa semoga Allah mudahkan beberes rumah rapih. Semoga waktunya berkah. Semoga anggota keluarga bisa istiqomah dalam menjalankan piket, Semoga Allah karuniakan mantu yang suka rapih juga #lohhh)
5. Rumah rapi bukan sekedar yang instagramable. Indikator rapih (versi Mba Nikmah) tidak lagi mencari barang, karena barang ada pada tempatnya. Rapih juga membawa efek dan feedback pada pikiran. Maka, gemar-suka beberes jadi kebutuhan (Noted mbaaaa,, Semoga episode panggil emak dalam acara 'lost and found' barang segera berakhir yah :p )
6. Ada riset dari luar negeri terkait anak dan rumah yang rapih. Anak yang terbiasa dengan 'berantakan' maka berpotensi "berantakan" pula saat dewasa. (RT. Huhuhu, ini juga menginspirasi untuk meneladani virus gemar rapi pada anak-anak)
7. Beberes sebenarnya bagian dari aktivitas kita. Wajar kalau rumah berantakan ketika sedang beraktivitas dengan anak. Yang tidak wajar kalau rumah berantakan 24 jam, apalagi terakumulasi dalam beberapa hari. Ketika anak sudah bisa berkomunikasi, bisa dilibatkan. Berikan teladan dan sabar karena membutuhkan sounding berkali-kali. (Noted mbaaaa,, Inhale exhale memang nih kalau lihat bocah-bocah :p )
8. Nilai akar dari gemar rapi adalah HISAB. (Jlebbbb T-T)
9. Terkait manajemen waktu beberes, tergantung kebutuhan. Namun, lebih penting 'manajemen energy'. Kalau mba nikmah, beberes sebelum tidur malam. Sehingga ketika pagi, sudah siap beraktivitas. (Nah, ini bisa dicoba...! Pagi jadi tinggal beraktivitas sama bocah)
10. Decluttering then organizing and then HABIT. Terkait ruangan mana dulu, jangan terpaku pada urutan. Pikirkan baik-baik decluttering supaya tidak menyesal. Diskusi dengan semua anggota keluarga. Checklist habit bisa dibuat jadwal harian, pekanan, bulanan, tahunan. Jika perlu, inventarisasi barang.
Cemilan Terkait Makanan Sehat :)
Dari Sesi Diskusi Bu Septi
1. Keyword untuk menyusuri gua jungle of knowlege: "suara" dan "cahaya".
2. Jadilah ulat cerdas. Dalam waktu terbatas, cari makanan utama. Setelah selesai makan makanan utama, baru nikmati ngemil cemilan selama perut masih kuat. Jangan ngemil dulu, khawatir kenyang duluan. Fokus pada makanan utamaku!
3. Keyword Potluck: knowing, being, sharing. Jadi, berbagi potluck itu yang sudah kita ketahui, kita jalankan dalam keluarga kemudian berbagi pada teman lain. Tidak ada pengalaman yang receh.
4. Jangan "sekedar ada", supaya hasil yang diperoleh bisa maksimal.
5. Fokus pada peta hidup! Kalau tidak fokus, mudah teralihkan dengan yang lain..
MasyaaAllah, melihat banyak ilmu yang bertebaran di FBG Buncek merasa takjub. Namun, karena keterbatasan waktu dan mencoba komitmen dengan waktu online jadi belum bisa membaca semua cemilan. Alhamdulillah, ada dua potluck yang kebetulan ternotifikasi, yakni potluck dari Mba Uli terkait tahsin dan cerita beberes mba nikmah (poin penting terlampir di bawah).
Qodarullah, pekan ini prioritas menemani anak-anak buat proyek dan review kisah. Anak pertama minta dicarikan referensi kisah shahih berdasarkan al quran. Maka, prioritas makanan utama ya berburu referensi terkait kisah..
*Makanan Sesi Rabu (Ini terkait Proyek Adiba Sweet Home)
Belajar Dari Pengalaman: Menata Rumah Dengan Mudah Mba Khoirun Nikmah (co founder Gemar Rapi)
Alhamdulillah pas butuh, pas datang guru yah.. Tema yang dibawa alhamdulillah sesuai dengan salah proyek keluarga yang masih perlu di-improvement dan di-konsistensi. Nah, 'cemilan' ilmu dari Mba Nikmah yang saya garisbawahi:
1. Agar rapihnya awet maka harus suka atau gemar dulu. Gali motivasi. Benahi mindset, sambungkan dengan nilai spiritual dan pembentukan "habit". Jangan jadikan beres-beres sebagai beban. Diskusikan dengan keluarga, (Hmmmm... ini mindset sekeluarga kudu satu frekuensi)
2. Beberes ternyata ada ilmunya, misal: 5R/5S, konmari, gemar rapi (Nah, pe-er sih nih untuk menggali yang sesuai kesepakatan dan kebutuhan keluarga)
3. Teladan dari sekeliling. Qodarullah, mba nikmah kecil belajar dari pengalaman nenek yang "expert" dalam hal beberes meski memang belum paham teori atau ilmu khusus (Huhuhu, ini menginspirasi untuk meneladani virus gemar rapi pada anak-anak)
4. The Miracle of Doa yang terkabul. Dulu mba nikmah ingin suami yang suka rapih, alhamdulillah terkabul. (Nah.. jangan sepelekan doa. Doa semoga Allah mudahkan beberes rumah rapih. Semoga waktunya berkah. Semoga anggota keluarga bisa istiqomah dalam menjalankan piket, Semoga Allah karuniakan mantu yang suka rapih juga #lohhh)
5. Rumah rapi bukan sekedar yang instagramable. Indikator rapih (versi Mba Nikmah) tidak lagi mencari barang, karena barang ada pada tempatnya. Rapih juga membawa efek dan feedback pada pikiran. Maka, gemar-suka beberes jadi kebutuhan (Noted mbaaaa,, Semoga episode panggil emak dalam acara 'lost and found' barang segera berakhir yah :p )
6. Ada riset dari luar negeri terkait anak dan rumah yang rapih. Anak yang terbiasa dengan 'berantakan' maka berpotensi "berantakan" pula saat dewasa. (RT. Huhuhu, ini juga menginspirasi untuk meneladani virus gemar rapi pada anak-anak)
7. Beberes sebenarnya bagian dari aktivitas kita. Wajar kalau rumah berantakan ketika sedang beraktivitas dengan anak. Yang tidak wajar kalau rumah berantakan 24 jam, apalagi terakumulasi dalam beberapa hari. Ketika anak sudah bisa berkomunikasi, bisa dilibatkan. Berikan teladan dan sabar karena membutuhkan sounding berkali-kali. (Noted mbaaaa,, Inhale exhale memang nih kalau lihat bocah-bocah :p )
8. Nilai akar dari gemar rapi adalah HISAB. (Jlebbbb T-T)
9. Terkait manajemen waktu beberes, tergantung kebutuhan. Namun, lebih penting 'manajemen energy'. Kalau mba nikmah, beberes sebelum tidur malam. Sehingga ketika pagi, sudah siap beraktivitas. (Nah, ini bisa dicoba...! Pagi jadi tinggal beraktivitas sama bocah)
10. Decluttering then organizing and then HABIT. Terkait ruangan mana dulu, jangan terpaku pada urutan. Pikirkan baik-baik decluttering supaya tidak menyesal. Diskusi dengan semua anggota keluarga. Checklist habit bisa dibuat jadwal harian, pekanan, bulanan, tahunan. Jika perlu, inventarisasi barang.
Cemilan Terkait Makanan Sehat :)
Dari Sesi Diskusi Bu Septi
1. Keyword untuk menyusuri gua jungle of knowlege: "suara" dan "cahaya".
2. Jadilah ulat cerdas. Dalam waktu terbatas, cari makanan utama. Setelah selesai makan makanan utama, baru nikmati ngemil cemilan selama perut masih kuat. Jangan ngemil dulu, khawatir kenyang duluan. Fokus pada makanan utamaku!
3. Keyword Potluck: knowing, being, sharing. Jadi, berbagi potluck itu yang sudah kita ketahui, kita jalankan dalam keluarga kemudian berbagi pada teman lain. Tidak ada pengalaman yang receh.
4. Jangan "sekedar ada", supaya hasil yang diperoleh bisa maksimal.
5. Fokus pada peta hidup! Kalau tidak fokus, mudah teralihkan dengan yang lain..
#ulat
#faseulat
#ulat2pekan2
#inimakananku
#buncek
#bundacekatan
#ibuprofesional
Komentar
Posting Komentar