Niatnya awalnya sih mau berdiam diri di mesjid untuk murojaah dan ziyadah hafalan teteh, ternyata di mesjid ada kajian siroh. Alhamdulillah, akhirnya sih jadi ikut kajian.
Insight yang saya peroleh dari Kajian:
1. Perkenalkan ananda akan nasab dan hasab keluarga,
(Ibunda mengajak Rasulullah kecil untuk ziarah, memperkenalkan nasab keluarga. Orang tua juga harus tahu serta menceritakan karya dan kebaikan leluhur agar ananda bisa belajar mengenal leluhur)
2. Memilihkan ananda lingkungan baik, asi, dan mengajarkan bahasa fashih,
(Rasulullah disusui di bani saad yang udara pertanian-peternakan baik, bahasa arabnya fashih dan lembut. Anak-anak pun bermain dan beraktivitas dengan alam)
3. Mengajarkan ananda kesederhanaan dan kebahagiaan (jangan ajarkan kemewahan),
(Bani Saad hidup nomaden dari tenda ke tenda. Namun, selama hewan ternak mereka tumbuh dan kebutuhan tercukupi, mereka bahagia. Tidak semua kebahagiaan diperoleh dengan materi)
4. Jika anak tidak memperoleh sosok ayah/ibu karena yatim/piatu/sebab lainnya, maka harus ada 'sosok lain' yang hadir dalam memberikan figur keteladanan,
(Kakek rasul yang mengajarkan kepemimpinan dan mempersilahkan Rasul kecil untuk bermain sekitar singgasananya. Ada paman Rasul yang baik akhlaknya)
5. Mengajarkan ananda kepekaan, kepedulian, kemandirian
(Rasulullah membantu pamannya untuk menggembalakan kambing. Abu Thalib tidak memiliki harta banyak namun anaknya juga banyak.)
**Penggembala kambing konon katanya akan menghasilnya output pemimpin yang peka/peduli/perhatian. Sedangkan orang yang merawat kuda konon katanya akan menghasilkan pemimpin yang berani.
Catatan Kajian Ustadz Ismail Eko hafidzohullahu ta'ala di Masjid Al Madinah
Komentar
Posting Komentar