Tadabbur QS 66:6, makna quu anfusakum (menjaga diri dan keluarga) adalah adibuhum wa alimuhum.. (menurut Ali ra).
Adab adalah 1/3 ilmu (Abdullah bin Mubarok).
Adab adalah realisasi akhlak mulia (ibnul qoyyim al jauziyah)
Negara di dunia dewasa ini membumikan pendidikan karakter. Finlandia masuk kategori negara nyaman karena kejujuran (versi PBB). Jepang diakui sebagai negara yang jujur, tepat waktu, rajin. Islam sendiri mengajarkan umatnya untuk beradab, baik itu jujur, tepat waktu, rajin (tidak malas), dll. Islam juga mengajarkan adab pada Allah, orang tua, dll.
Nasihat Luqman:
Ayat 17: dirikan shalat dan berjuanglah kamu menegakkan kebenaran dan melawan kemungkaran.
Luqman tidak khawatir terkait anaknya cari makan. Begitupun para nabi. Wasiatnya adalah menjadikan Allah sebagai Tuhan dan berjuang. Amar maruf nahi munkar menjadi misi umat Islam, menentukan jatuh bangunnya umat Islam.
QS 3: 110
Predikat umat terbaik (mulia) itu dengan aktivitas berjuang amar maruf dan nahi munkar. Ketika umat islam hilang ruh berjuangnya, maka mereka akan hina. Kalau kita disibukan dengan urusan dunia dan meningggalkan jihad fii sabilillah, maka kita akan ditimpa kehinaan sampai kita kembali pada agama kita.
Kampus, sekolah, pesantren diharapkan dapat menggelorakan 'ruh jihad'. Jika punya ilmu, maka ada amanah ajarkan/menyampaikan ilmu pada masyarakat. Imam Zarkasyi mengatakan pada muridnya "Mati Kamu" ketika muridnya yang lulusan pesantren punya ilmu tapi tidak mengajarkan ilmu.
Hak anak atas orang tua:
1. Memberikan nama yang baik
2. Mendapatkan tempat tinggal yang baik
3, Mendapatkan pendidikan/adab yang baik (keteladanan, pembiasaan), ilmu yang benar
Jika orang tua tidak memberikan hak anak, maka kelak anak bisa menuntutnya di akhirat.
*Ajarkan anak ruh akan adab dan ilmu. Ingatkan bahwa niat mencari ilmu itu penting. Ketika mencari ilmu itu kita menempuh jalan ke surga. Hati-hati komersialisasi pendidikan, khawatir ilmu tidak digunakan untuk kebaikan malah membawa kerusakan. Bahaya itu justru jika kerusakan itu dilakukan orang yang berilmu. Oleh karena itu, jangan kasih ilmu tinggi sebelum akhlak dan ibadahnya baik.
*Rumah adalah tempat menanamkan ruh perjuangan. Tanamkan bahwa tugas utama seorang muslim adalah melanjutkan risalah.
*Siapkan anak sebagai pejuang. QS. Muhammad ayat 7: profesi yang Allah jamin rizkinya. Jika kita menolong agama Allah, maka Allah akan menolong dan teguhkan kedudukan kita. Jika kamu tidak berjuang, maka kamu sudah mati dalam hidup. Esensi hidup adalah mempertahankan, memperkokoh akidah.
*Orientasi hidup kita adalah bagaimana mencari kebahagiaan akhirat, tapi jangan lupakan dunia. Dunia adalah amanah khalifah fiil ardhi.
Di negeri indonesia yang kaya sumberdaya alam ini konon 22 juta rakyatnya kelaparan. Mengapa ini bisa terjadi?! Manusia itu harusnya bangun jiwa dan raganya. Manusia itu jangan hanya bergantung 'entitas materi', namun harus ada nutrisi untuk jiwanya. Nutrisi utama jiwa adalah dzikir.
Jihad menurut Ibnul Qoyyim Al Jauziyah:
1. Melawan hawa nafsu
2. Melawan Syeithan
3. Melawan orang kafir, munafik
4. Melawan pelaku kedzaliman
Di masa nabi, tidak ada sekolah namun ada pendidikan adab dan ilmu. Ilmu terpenting adalah mengenal Tuhan kita. Tujuan utama kita mempelajari ilmu untuk mengenal Tuhan kita. Pendidikan sekuler mengenyampingkan ini. Lempeng bumi bergerak, awan bergerak, biji tumbuh itu karena ada 'iradah' Allah. Bukan semata sains saja. Manusia sekuler itu percaya Tuhan tapi tak mau diatur Tuhan. Cara pandangnya hanya sekedar fisika dan metafisika. Orang Islam itu ketika lihat hujan diajarkan berdoa. Ketika sembuh dari sakit, ucapkan 'alhamdulillah' atas kuasa Allah. Orang Islam itu setiap momennya mengingat Allah. Ujian terberat umat Islam itu adalah pemikirannya.
Orang tua harus menguasai:
1. Ilmu pendidikan anak
-Kurikulum pendidikan harusnya menghasilkan iman takwa dan akhlak mulia.
-Pendidikan harus mengajarkan anak menjadi orang yang baik dan orang tua yang baik. Bukan sekedar pegawai terbaik.
-Setiap anak dalam keadaan fitrah. Orang tua harus berhati-hati.
2. Konsep pemikiran islam (baik itu nama Allah, pengawasan Allah, konsep manusia sebagai abdullah dan khalifatullah). Wakil/khalifah itu bukan pemilik bumi. Harta, tubuh, kekuasaan bukan milik kita semata, harus taat aturan Allah.
3. Sejarah peradaban islam
Cara merusak umat: membuat sejarah yang salah tentang umat islam. Manusia bukan berasal dari kera, kita adalah bani Adam. Kisah iblis diulang-ulang dalam Quran karena membangkang dan tidak mau diatur..
*Anak-anak harus menyadari bahwa kita itu melanjutkan perjuangan para nabi, bangga sebagai muslim.
***Lainnya yang perlu dipahamkan
-Negara maju terbaik adalah Madinah di jaman rasulullah. Bukan diukur dari pendapatan per kapita. Islam mengajarkan materi (tapi untuk keadilan)
-Piagam Madinah - konstitusi tertulis pertama di dunia
-Piagam Madinah - konstitusi tertulis pertama di dunia
-Rasulullah, para sahabat adalah orang hebat.
-Kisah dakwah Diponegoro (di sejarah sekolah diajarkan sebab kekalahan perang)
-Kisah dakwah imam bonjol (di sejarah sekolah diajarkan sebab kekalahan perang)
-Keberanian Khalid bin Walid melawan Romawi (Romawi dianggap lalat)
-Ketika Umar ra menaklukan wilayah tidak pernah merusak
-Kisah Buya Hamka
-Budaya literasi islam sangat baik. Al quran hadits ditulis dan dihafal.
-Kemajuan peradaban islam
-Belajar Model Kebangkitan Umat Islam
Sistem pendidikan yang mengedepankan rasionalisme dan materialisme adalah tantangan. Saat ini, bentuk pendidikan:
1. Formal (harus ikut kurikulum).
Tugas orang tua harus mengerti apa yang diajarkan. Misalnya HAM sekuler. Harus diimbangi dengan HAM islam di Kairo. Untuk sekolah islam, sebaiknya diberi masukan.
2. Semi Formal
Misal pesantren dengan kurikulum tahfidz dan IT saja.
3. Non formal
Sekarang konsep belajar merdeka. Umat islam diberi hak mengembangkan sistem pendidikan sendiri.
Kita punya peluang untuk memilih. kelak di akhirat tidak bisa berkilah.
Mesjid sebagai pusat peradaban. Bukan dilihat dari bangunan, melainkan SDM. Dana mesjid bisa dialokasikan untuk mencetak SDM ulama, baik itu menjadi ahli sejarah islam, ahli quran, ahli tafsir, ahli ekonomi islam, dll. Tidak melulu harus formal, bisa jadi mulazamah ke ahli ilmu.
Orangtua harus jadi guru, jangan khawatir terkait sekolah. Jangan bergantung sekolah. Tidak sekolah bukan berarti tidak punya masa depan. Jangan mengeluh sekolah atau negara begini dan begitu, karena kita punya pilihan. Pesantren juga bukan segalanya.
Semua bergantung orang tua asal tahu cara mendidiknya dengan baik dan tahu arah pendidikan. Orang tua punya framework pendidikan anaknya. Penanaman adab dan akhlak pada anak membutuhkan keteladanan orang tua.
Anak adalah tanggungjawab orang tua. Ingatlah, hisab di akhirat.
Sistem pendidikan yang mengedepankan rasionalisme dan materialisme adalah tantangan. Saat ini, bentuk pendidikan:
1. Formal (harus ikut kurikulum).
Tugas orang tua harus mengerti apa yang diajarkan. Misalnya HAM sekuler. Harus diimbangi dengan HAM islam di Kairo. Untuk sekolah islam, sebaiknya diberi masukan.
2. Semi Formal
Misal pesantren dengan kurikulum tahfidz dan IT saja.
3. Non formal
Sekarang konsep belajar merdeka. Umat islam diberi hak mengembangkan sistem pendidikan sendiri.
Kita punya peluang untuk memilih. kelak di akhirat tidak bisa berkilah.
Mesjid sebagai pusat peradaban. Bukan dilihat dari bangunan, melainkan SDM. Dana mesjid bisa dialokasikan untuk mencetak SDM ulama, baik itu menjadi ahli sejarah islam, ahli quran, ahli tafsir, ahli ekonomi islam, dll. Tidak melulu harus formal, bisa jadi mulazamah ke ahli ilmu.
Orangtua harus jadi guru, jangan khawatir terkait sekolah. Jangan bergantung sekolah. Tidak sekolah bukan berarti tidak punya masa depan. Jangan mengeluh sekolah atau negara begini dan begitu, karena kita punya pilihan. Pesantren juga bukan segalanya.
Semua bergantung orang tua asal tahu cara mendidiknya dengan baik dan tahu arah pendidikan. Orang tua punya framework pendidikan anaknya. Penanaman adab dan akhlak pada anak membutuhkan keteladanan orang tua.
Anak adalah tanggungjawab orang tua. Ingatlah, hisab di akhirat.
*Catatan Webinar Mesjid Al Irsyad (Ust Adian Husaini hafidzohullahu ta'ala)
Komentar
Posting Komentar