Review #10
Hari ini, persentasi terakhir di grup WA. Grup 10 (mba Mila Jamilah dan mba Sumariyah) mengambil tema pendidikan seks untuk usia pubertas, sesuai namanya MS Teenagers.
Fenomena yang ada saat ini, remaja lebih cepat mengalami pubertas namun belum siap untuk secara mental. Ciri-ciri usia pubertas dapat dilihat pada link berikut. https://goo.gl/images/RMRxZm
Persyaratan untuk Mengenalkan Pendidikan Seks
Tiga syarat utama yang harus dipenuhi orang tua sebelum memulai pendidikan seks.
1. Pengetahuan cukup
Orang tua perlu bekal pengetahuan yang cukup. Orang tua harus paham perbedaan antara seks dan seksualitas. Seks hanyalah perbedaan biologis antara pria dan wanita. Seksualitas lebih luas dari itu, antara lain mencakup kebersihan genital, ketertarikan pada lawan jenis, timbulnya nafsu birahi, hingga orientasi seksual
2. Keterampilan komunikasi
Orang tua perlu memiliki keterampilan komunikasi, baik cara berbicara dan body language. Bicaralah dengan nada yang manis pada anak, bukan menggurui atau menakut-nakuti. Bersikaplah santai, bebaskan pikiran dan sadari sepenuhnya bahwa seks bukanlah sesuatu yang jorok atau dosa. Seks adalah sesuatu yang normal, karena melalui hubungan seks-lah kelangsungan hidup manusia terpelihara. Bicara soal seksualitas bukan cuma seputar hubungan intim pria dan wanita, tapi bisa juga tentang kesehatan dan perkembangan emosi.
3. Keterbukaan
Jika anak bertanya tentang sesuatu, maja tak perlu menutup-nutupi. Berikan jawaban yang sesuai porsi dan usianya daripada anak mencari tahu sendiri atau mendapat info yang sesat.
(Catatan pribadi: orang tua juga perlu memiliki ilmu agama dalam menjelaskan karena dalam Islam sendiri ada tarbiyah jinsiyah dimana pendidikan seks tidak bisa dipisahkan dari ilmu akidah, akhlak dan ibadah).
Tujuan Pendidikan Seks
Tujuan pendidikan seks diajarkan sebagai berikut:
1. Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada remaja.
2. Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan penyesuaian seksual (peran, tuntutan dan tanggungjawab).
3. Membentuk sikap dan memberikan pengertian terhadap seks dalam semua manifestasi yang bervariasi.
4. Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat membawa kepuasan pada kedua individu dan kehidupan keluarga.
5. Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yang esensial untuk memberikan dasar yang rasional dalam membuat keputusan berhubungan dengan perilaku seksual.
6. Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya.
7. Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional dan eksplorasi seks yang berlebihan.
8. Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu melakukan aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dalam berbagai peran, misalnya sebagai istri atau suami, orangtua, anggota masyarakat.
Manfaat
Manfaat mempelajari pendidikan seks sebagai berikut.
1. Mengerti dan memahami dengan peran jenis kelaminnya. Seorang anak laki-laki diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi laki-laki seutuhnya, begitu pula dengan anak perempuan, diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi seorang perempuan seutuhnya. Sehingga tidak ada lagi yang merasa tidak nyaman dengan peran jenis kelamin yang dimilikinya.
2. Menerima setiap perubahan fisik yang dialami dengan wajar dan apa adanya .Masa kanak-kanak adalah masa dimana seorang manusia sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis. Terutama saat mereka mulai memasuki masa pubertas, dimana perubahan fisik dan psikis mengalami tahap paling cepat dibandingkan dengan masa sebelum dan sesudahnya. Dengan diberikannya pendidikan seksualitas menjadikan anak-anak mengerti dan paham tentang bagaimana mereka menyikapi perubahan-perubahan tersebut, sehingga mereka tidak akan merasa asing, kaget, bingung, dan takut saat menghadapinya.
3. Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat. Sebaiknya, orang-orang terdekat seperti orang tua dan guru bisa menjadi sosok yang menyenangkan bagi anak untuk bisa memenuhi rasa ingin tahunya yang menggebu tentang banyak hal termasuk tentang seksualitas. Ini dimaksudkan agar anak tidak memutuskan untuk mencari tahu jawaban akan pertanyaan-pertanyaannya melalui teman, komik, VCD, ataupun media lainnya yang tidak menjamin anak mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya.
4. Memperkuat rasa percaya diri dan bertanggung jawab pada dirinya. Percaya diri akan timbul jika seorang anak sudah merasa nyaman dengan dirinya. Anak akan merasa nyaman pada dirinya jika telah mengetahui setiap bagian dari dirinya juga fungsi dari bagian-bagian tersebut. Sehingga, anak akan mengetahui apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. Pada akhirnya, anak akan mulai belajar untuk bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
5. Mengerti dan memahami betapa besarnya kuasa Sang Pencipta. Seorang anak akan memahami betapa besarnya kuasa Sang Pencipta, setelah mempelajari pendidikan seks karena anak telah mengetahui bahwa tujuan diciptakannya organ reproduksi adalah untuk mendapatkan keturunan.
(Catatan pribadi: jadi ingin menambahkan referensi terkait tarbiyah jinsiyah nih.. Aduhh, tapi kapan ya waktunya :D)
Hasil Diskusi:
1. Cara Memahamkan anak perempuan terkait haid
Secara agama, anak difahamkan posisi dan kondisinya saat ini. Bahwa seseorang wanita yg sudah dapat haid berarti ia sudah baligh. Jelaskan lebih lanjut tentang apa itu baligh secara detail. Seperti kalau sudah baligh berarti sudah punya buku catatan amal sendiri. Jelaskan lebih detail tentang:
a. Kewajiban syar'i lainnya wajib berhijab, sholat, puasa.
b. Fiqh cara bersuci/thaharoh yg sesuai syariat ketika haid, ciri-ciri darah haid larangan dan kewajibannya.
c. Ajari cara supaya hati-hati ketika pas waktu dapat haid.
d. Ajari cara mengenali dan mengendalikan diri ketika dapat haid. Emosinya labil.
e. Ajari cara mengetahui cara mengenali waktu menjelang haid.
f. Pilihkan jenis pembalut yg sehat. Berapakali harus ganti juga cara memakainya yg benar.
g. Ajari tata cara mandi wajib. Batasan masa dan waktu haid.
h. Ajari bagaimana bersikap menjadi seorang wanita.
Secara ilmiah, fahamkan fungsi organ reproduksi wanita. Kesehatan dan kebersihannya.
Organ reproduksi laki-laki juga boleh jika sudah siap untuk dijelaskan supaya menghindari hal yang berbahaya. Fungsi sunat. Hubungan otak dan kelamin. Jelaskan Ciri pubertas primer dan sekunder. Banyak perubahan pd anak dimasa ini.
Sumber; Buku En'SEX'clopedia.
Elly Risman,Hilang Alam Malang, Yhyina Maisura.
2. Kurikulum pendidikan seks bisa merujuk pada buku TARBIATUL AULAD, Dr. Abdullah Nashih Ulwan.
Pendidikan seks yg harus menjadi fokus perhatian para pendidik terbagi menjadi beberapa fase berikut:
a. Fase pertama: antara usia 7-10, fase ini disebut tamyiz (mulai mampu membedakan). Pada fase ini, anak diajari etika minta izin dan etika memandang.
b. Fase kedua: antara usia 10-14 thn, yg dikenal sebagai usia remaja. Pada fase ini, anak-anak dijauhkan dari semua rangsangan seksual.
c. Fase ketiga: antara usia 14-16 thn, yang disebut baligh. Pada fase ini, anak-anak diajarkan etika hubungan seksual jika ia sudah siap untuk menikah.
d. Fase keempat: usia setelah baligh, yaitu pemuda. Pada fase ini, anak-anak diajarkan etika menjaga kesucian, bila belum mampu menikah.
Link media edukasi:
Ini link *Group Ten*
Https://bit.ly/2FTi9d3
#Tantangan10Hari
#Level11
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak
Hari ini, persentasi terakhir di grup WA. Grup 10 (mba Mila Jamilah dan mba Sumariyah) mengambil tema pendidikan seks untuk usia pubertas, sesuai namanya MS Teenagers.
Fenomena yang ada saat ini, remaja lebih cepat mengalami pubertas namun belum siap untuk secara mental. Ciri-ciri usia pubertas dapat dilihat pada link berikut. https://goo.gl/images/RMRxZm
Tiga syarat utama yang harus dipenuhi orang tua sebelum memulai pendidikan seks.
1. Pengetahuan cukup
Orang tua perlu bekal pengetahuan yang cukup. Orang tua harus paham perbedaan antara seks dan seksualitas. Seks hanyalah perbedaan biologis antara pria dan wanita. Seksualitas lebih luas dari itu, antara lain mencakup kebersihan genital, ketertarikan pada lawan jenis, timbulnya nafsu birahi, hingga orientasi seksual
2. Keterampilan komunikasi
Orang tua perlu memiliki keterampilan komunikasi, baik cara berbicara dan body language. Bicaralah dengan nada yang manis pada anak, bukan menggurui atau menakut-nakuti. Bersikaplah santai, bebaskan pikiran dan sadari sepenuhnya bahwa seks bukanlah sesuatu yang jorok atau dosa. Seks adalah sesuatu yang normal, karena melalui hubungan seks-lah kelangsungan hidup manusia terpelihara. Bicara soal seksualitas bukan cuma seputar hubungan intim pria dan wanita, tapi bisa juga tentang kesehatan dan perkembangan emosi.
3. Keterbukaan
Jika anak bertanya tentang sesuatu, maja tak perlu menutup-nutupi. Berikan jawaban yang sesuai porsi dan usianya daripada anak mencari tahu sendiri atau mendapat info yang sesat.
(Catatan pribadi: orang tua juga perlu memiliki ilmu agama dalam menjelaskan karena dalam Islam sendiri ada tarbiyah jinsiyah dimana pendidikan seks tidak bisa dipisahkan dari ilmu akidah, akhlak dan ibadah).
Tujuan Pendidikan Seks
Tujuan pendidikan seks diajarkan sebagai berikut:
1. Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada remaja.
2. Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan penyesuaian seksual (peran, tuntutan dan tanggungjawab).
3. Membentuk sikap dan memberikan pengertian terhadap seks dalam semua manifestasi yang bervariasi.
4. Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat membawa kepuasan pada kedua individu dan kehidupan keluarga.
5. Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yang esensial untuk memberikan dasar yang rasional dalam membuat keputusan berhubungan dengan perilaku seksual.
6. Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya.
7. Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional dan eksplorasi seks yang berlebihan.
8. Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu melakukan aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dalam berbagai peran, misalnya sebagai istri atau suami, orangtua, anggota masyarakat.
Manfaat
Manfaat mempelajari pendidikan seks sebagai berikut.
1. Mengerti dan memahami dengan peran jenis kelaminnya. Seorang anak laki-laki diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi laki-laki seutuhnya, begitu pula dengan anak perempuan, diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi seorang perempuan seutuhnya. Sehingga tidak ada lagi yang merasa tidak nyaman dengan peran jenis kelamin yang dimilikinya.
2. Menerima setiap perubahan fisik yang dialami dengan wajar dan apa adanya .Masa kanak-kanak adalah masa dimana seorang manusia sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis. Terutama saat mereka mulai memasuki masa pubertas, dimana perubahan fisik dan psikis mengalami tahap paling cepat dibandingkan dengan masa sebelum dan sesudahnya. Dengan diberikannya pendidikan seksualitas menjadikan anak-anak mengerti dan paham tentang bagaimana mereka menyikapi perubahan-perubahan tersebut, sehingga mereka tidak akan merasa asing, kaget, bingung, dan takut saat menghadapinya.
3. Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat. Sebaiknya, orang-orang terdekat seperti orang tua dan guru bisa menjadi sosok yang menyenangkan bagi anak untuk bisa memenuhi rasa ingin tahunya yang menggebu tentang banyak hal termasuk tentang seksualitas. Ini dimaksudkan agar anak tidak memutuskan untuk mencari tahu jawaban akan pertanyaan-pertanyaannya melalui teman, komik, VCD, ataupun media lainnya yang tidak menjamin anak mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya.
4. Memperkuat rasa percaya diri dan bertanggung jawab pada dirinya. Percaya diri akan timbul jika seorang anak sudah merasa nyaman dengan dirinya. Anak akan merasa nyaman pada dirinya jika telah mengetahui setiap bagian dari dirinya juga fungsi dari bagian-bagian tersebut. Sehingga, anak akan mengetahui apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. Pada akhirnya, anak akan mulai belajar untuk bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
5. Mengerti dan memahami betapa besarnya kuasa Sang Pencipta. Seorang anak akan memahami betapa besarnya kuasa Sang Pencipta, setelah mempelajari pendidikan seks karena anak telah mengetahui bahwa tujuan diciptakannya organ reproduksi adalah untuk mendapatkan keturunan.
(Catatan pribadi: jadi ingin menambahkan referensi terkait tarbiyah jinsiyah nih.. Aduhh, tapi kapan ya waktunya :D)
Hasil Diskusi:
1. Cara Memahamkan anak perempuan terkait haid
Secara agama, anak difahamkan posisi dan kondisinya saat ini. Bahwa seseorang wanita yg sudah dapat haid berarti ia sudah baligh. Jelaskan lebih lanjut tentang apa itu baligh secara detail. Seperti kalau sudah baligh berarti sudah punya buku catatan amal sendiri. Jelaskan lebih detail tentang:
a. Kewajiban syar'i lainnya wajib berhijab, sholat, puasa.
b. Fiqh cara bersuci/thaharoh yg sesuai syariat ketika haid, ciri-ciri darah haid larangan dan kewajibannya.
c. Ajari cara supaya hati-hati ketika pas waktu dapat haid.
d. Ajari cara mengenali dan mengendalikan diri ketika dapat haid. Emosinya labil.
e. Ajari cara mengetahui cara mengenali waktu menjelang haid.
f. Pilihkan jenis pembalut yg sehat. Berapakali harus ganti juga cara memakainya yg benar.
g. Ajari tata cara mandi wajib. Batasan masa dan waktu haid.
h. Ajari bagaimana bersikap menjadi seorang wanita.
Secara ilmiah, fahamkan fungsi organ reproduksi wanita. Kesehatan dan kebersihannya.
Organ reproduksi laki-laki juga boleh jika sudah siap untuk dijelaskan supaya menghindari hal yang berbahaya. Fungsi sunat. Hubungan otak dan kelamin. Jelaskan Ciri pubertas primer dan sekunder. Banyak perubahan pd anak dimasa ini.
Sumber; Buku En'SEX'clopedia.
Elly Risman,Hilang Alam Malang, Yhyina Maisura.
2. Kurikulum pendidikan seks bisa merujuk pada buku TARBIATUL AULAD, Dr. Abdullah Nashih Ulwan.
Pendidikan seks yg harus menjadi fokus perhatian para pendidik terbagi menjadi beberapa fase berikut:
a. Fase pertama: antara usia 7-10, fase ini disebut tamyiz (mulai mampu membedakan). Pada fase ini, anak diajari etika minta izin dan etika memandang.
b. Fase kedua: antara usia 10-14 thn, yg dikenal sebagai usia remaja. Pada fase ini, anak-anak dijauhkan dari semua rangsangan seksual.
c. Fase ketiga: antara usia 14-16 thn, yang disebut baligh. Pada fase ini, anak-anak diajarkan etika hubungan seksual jika ia sudah siap untuk menikah.
d. Fase keempat: usia setelah baligh, yaitu pemuda. Pada fase ini, anak-anak diajarkan etika menjaga kesucian, bila belum mampu menikah.
Link media edukasi:
Ini link *Group Ten*
Https://bit.ly/2FTi9d3
#Tantangan10Hari
#Level11
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak
Komentar
Posting Komentar