Review Kelompok #4
Presentasi kamis pagi ini dibawakan oleh Funtastic 3 Bo (Mba Sinta Rahmi Putri, Mba Indah Purwandani dan Mba Aisyah Iadha N). Berhubung bocah kecil lagi bobo dan yang satu belum pulang sekolah, ibu langsung meluncur buat review. Yuks, manfaatkan serpihan waktu dan alhamdulillah dapat wifi gratis jadi bisa up load gambar-gambar.. Biasanya? Ya, ga up load karena modus irit kuota :p Berikut hasil reportase dari grup. Yuk, mulai aja..
Pertama, tantangan gender sekarang ini adalah LGBT. Funtastic 3 Bo memulai bahasan tentang kesadaran fitrah jenis kelaminnya akan berperan besar terhadap sebuah peradaban dari keluarga. Tanpa kesadaran ini maka kira berada di ambang kehancuran. Adapun contoh peradaban hancur itu adalah kasus LGBT. LGBT ini sudah dinyatakan bukanlah penyakit. Namun, ia kerap bisa menularkan melalui pemikiran. Banyak sekali pendukungnya, mulai dari para aktivis HAM, media, negara-negara maju, artis atau tokoh masyarakat. Kalau dari internal bisa karena hilangnya peran orang tua atau pernah menjadi korban yang kemudian berubah menjadi pelaku. Dampak LGBT terhadap peradaban adalah membuat adanya pernikahan sesama jenis kelamin, mulai berupaya punya anak melalui sewa rahim, dan munculnya banyak kejahatan seksual. Hal ini berdampak pada menghilangnya tatanan keluarga, menghilangnya garis keturunan, dan menghilangnya peradaban manusia yang baik. Ya, ga kebanyang aja kalau pasangannya sejenis padahal Allah menciptakan manusia itu secara berpasangan, perempuan dengan laki-laki (QS. Ar Ruum: 21). Nah, lihat deh, gambar ini terkait permasalahan kompleks LGBT. Untuk data, bai skip skip aja ya. Soalnya data kan bisa berubah dari waktu ke waktu :p (ngeles)
Kedua, solusi untuk menjawab tantangan tersebut dapat dilakukan dengan hal berikut.
1. Membangkitkan Fitrah Seksualitas
2. Mengetahui peran ayah dan ibu (yang paling penting perannya dalam tim dijalankan ya bukan sekedar tahu teori ;p)
3. Melihat kurikulum pendidikan fitrah (Nah.. ini penjelasannya ada di review sebelumnya yang bersumber dari Fitrah Based Education. Jadi, skip dan biar efektif langsung lewat gambar aja ya)
4. Mempersiapkan anak perempuan kita untuk menjadi istri dan ibu sejati. Demikian juga dengan mempersiapkan anak laki-laki untuk menjadi suami dan ayah sejati.
Ketiga, prinsip dasar pede bicara seks dengan anak yang mengacu dari Yayasan Kita dan Buah Hati. Nah, punten, ini copy paste aja ya.. supaya tidak mengurangi esensi juga.. (Hihihi, padahal mah cinderella syndrome lihat jam mepet.. :p)
PRINSIP DASAR PEDE BICARA SEKS DENGAN ANAK
1. *YAKIN, ORANGTUA ADALAH PENDIDIK UTAMA DAN PERTAMA SEKSUALITAS ANAK*
Orangtua wajib menjadi pendidik utama dan pertama seksualitas anak karena ia adalah amanah yang Tuhan berikan dan kelak kita akan diminta pertanggungjawabannya. Anak kita lahir dengan fitrah, amanah kita adalah menjaga fitrahnya terjaga hingga salah satu dari kita kembali pada Sang Pencipta.
*Jika orangtua tidak menjadi pendidik utama dan pertama, orangtua akan perang dengan ‘entah siapa di luar sana’.*
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Dan hendaklah takut kepada Allah, orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka, anak-anak yang lemah, yang mereka kuatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." – (QS.4:9)
2. *PENDIDIKAN SEKSUALITAS WAJIB BERDASARKAN LANDASAN AGAMA*
Ilmu dunia adalah ilmu yang berkembang, apa yang benar saat ini dapat disempurnakan seiring perkembangannya. Sedangkan ajaran agama adalah ilmu yang sudah dijamin kebenarannya sampai kapanpun.
"Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selamanya selama berpegang teguh dengan keduanya, Kitabullah dan Sunnah" (HR. Malik)
3. *KELUAR DARI TABU DAN SARU*
Dulu, tidak banyak dari kita yang diajarkan oleh orangtua mengenai pendidikan seks. Namun kita tumbuh menjadi pribadi yang baik. Mengapa? Karena orangtua adalah satu-satunya sumber informasi bagi anak.
Anak-anak malu sekali untuk membicarakan hal itu dengan orang lain, apalagi dengan teman sebaya. Habis diolok-olok jadinya. Sekarang, jika malu bertanya pada orang lain, anak akan bertanya pada internet. Apa yang ia dapat? SEGALANYA! Bahkan yang tidak boleh ia dapatkan. Tinggalkan tabu, apalagi hal ini adalah hal yang besar dan begitu serius diatur dalam agama. Begitu besar kerusakan yang terjadi akibat permasalahan terkait hal ini. Ingatlah, Islam menjelaskan tentang seksualitas dengan gamblang. Perbaiki komunikasi yang benar, baik, dan menyenangkan sehingga terbentuk kelekatan, kedekatan, dan kualitas komunikasi yang erat. Dapatkan kepercayaan dan rasa nyaman anak kita, karena tidak mungkin kita bisa bicara tentang seksualitas (apalagi seks) jika anak merasa berjarak dengan kita.
“Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki (pula) kepada jalan (Allah) yang terpuji.” (Al Hajj : 24)
4. *TERUS TAMBAH ILMU DAN WAWASAN*
Sebenarnya, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi seorang muslim. Jika untuk urusan menunaikan amanah, tentu menjadi lebih penting lagi. AlQuran dan Sunnah menyebutkan perintah agar berilmu sebelum beramal. Pepatah arab mengatakan amal tanpa ilmu umpama orang buta tanpa tongkat. Sediakan waktu khusus untuk menimba ilmu dari buku penunjang seperti ensexklopedia, artikel terpercaya di internet, atau menghadiri seminar dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan cara menyampaikan.
*“Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim” (HR Bukhari)*
Notes lain dari sesi tanya jawab: (Edisi dibuang jangan sepertinya. Jadi, mari kita simpan buat dokumen sebelum clear chat.. Kali aja perlu nanti,,, tinggal baca deh :p )
1. Sumber Kuliah PK KONCI (PENDIDIKAN KELUARGA KELAS ONLINE CAHAYA ILMU):
Panduan pendidikan anak usia pra baligh ini HARUS FOKUS pada tiga hal tersebut: IMAN-ILMU-AMAL SHALIH.
Masalah urutan pendidikan agama. Yaitu adab sebelum ilmu, iman sebelum Al-Quran. Usia pra baligh merupakan waktu yang harus diisi dengan PEMBIASAAN ADAB. Bukan berarti tidak diajarkan ilmu. Kemudian iman sebelum Al-Quran dengan cara "menyangkutpautkan" segala sesuatu dengan Allaah. Bukan berarti Al-Quran tidak dipelajari. Ada banyaaaaak sekali hal yg bs kita praktekkan utk membuat pendidikan anak2 kita menjadi "nyess" dan menancap di hati anak, walau dgn cara sederhana.
a. Misalnya waktu sakit, Kita ga perlu banyak menjelaskan teori ttg iman pd taqdir pd anak. Cukup ajak anak berdoa, ajak anak sabar. Sambil dipeluk, sambil diusap bagian sakitnya, sambil diobati, kitanya ngobrol ttg itu pd anak. Walaupun anaknya msh bayi lho... emang ngerti gitu? In syaa Allaah mereka paham dan merasakan gelombang keyakinan kita.
b. Ketika anak kecewa krn es krimnya jatuh. Katakan bahwa itu sdh taqdir Allaah. Ajak sabar, yakinkan bahwa jika dia bersabar PASTI akan dapat ganti yg lebih baik. Bbrp waktu lalu ada seorang anak mengalaminya. Dia kecewa isi snack yg dibelinya sedikit (mungkin kesalahan teknis pabrik makanannya). Lalu diajak sabar, ditenangin biar nangisnya reda. Eh sorenya ada yg ngasih makanan buat semua, ma syaa Allaah. Trus dikatakan pd dia "itulah buah kesabaran kamu, Allaah ganti yg lbh baik dan banyak"
c. Ketika hujan, ajak anak utk mengetahui darimana asal hujan, bagaimana Allaah menciptakan hujan, dan manfaat hujan.
*MASA PENGASUHAN: USIA 0-5 TAHUN*
» Penanaman Iman lewat pendengaran (pelafalan Laa ilaha illallah)
» Memberikan apa-apa yang menjadi hak di usia tersebut (Kasih sayang, ASI, makanan, kesehatan, dan sebagainya)
» Pengenalan adab dan akhlaq secara tidak langsung caranya dengan mengajak dan memperdengarkan doa-doa harian sesuai dengan waktu dan praktek-prakteknya, contoh membaca basmallah dan menggunakan tangan kanan ketika mau makan, membaca doa dan melangkahkan kaki kiri ketika masuk WC dan sebagainya
» Perbanyak memperdengarkan bacaan Al-Quran
*MASA PENDIDIKAN AWAL: USIA 5-7 TAHUN*
○ Tanamkan keimanan lebih dalam lagi (menyangkutpautkan segala hal kepada ALLAH), contoh hari sedang hujan: anak diberitahu hujan itu diturunkan oleh Allah, manfaat hujan, doa ketika hujan turun, dan sebagainya. Ingat prinsip pendidikan di pertemuan pertama JADIKAN SETIAP PERISTIWA (kapanpun, di manapun, dan kondisi bagaimanapun) menjadi PENDIDIKAN. Kemudian bacakan kisah-kisah nabi dan rasul.
○ BIASAKAN ADAB DAN AKHLAQ SEHARI-HARI. INGAT: BIASAKAN! (Kuncinya sabar dan istiqamah)
○ Ajarkan pondasi-pondasi ilmu: tahsin dan hafalan Al-Quran, hafalan hadits, baca tulis (diutamakan baca tulis Al-Quran dan Hadits), dan berhitung.
Adab sehari-hari di rumah dan sekitarnya yang diutamkan.
→ Tidur dan bangun tidur
→ Masuk dan keluar kamar mandi
→ Makan dan minum
→ Memakai dan melepas pakaian
→ Memakai dan melepas sandal/sepatu
→ Keluar dan masuk rumah
→ Semuanya adab sehari semalam
Namun teknisnya bertahap sesuai usianya. Bisa jadi hanya diajak dan diperdengarkan, kalau sudah lancar bicaranya sedikit demi sedikit dihafal doa-doanya.
Catatan: TIDAK SEKEDAR DIHAFAL. Karena yang terjadi di masyarakat adalah hanya menjadi hafalan dan itu dibanggakan. Hafalan itu akan mudah hilang seiring waktu berjalan jika TIDAK diamalkan. Pastikan dibiasakan dan diingatkan terus. Kuncinya: _pembiasaan adab_. Bukan hafalan doa semata.
Adab utk anak <5thn adalah adab yg berkaitan dgn kegiatannya di usianya. Biasanya msh berhubungan dgn aktivitas diri sendiri.
Maka selaku ortu terutama ibu (yg sering mengurusi keseharian anak) WAJIB mengetahui tata cara adab yg benar sesuai tuntunan Rasulullaah.
Lalu AMALKAN.
Kemudian BIASAKAN pada anak2 bahkan sejak dia bayi.
Mau minum ASI baca basmalah.
Setelah memakaikan baju, kita lafalkan doanya di hadapan anak.
Mau jalan2 keluar rumah, sambil gendong bayi, sambil ajak dia berdoa.
Mau masuk kamar mandi utk memandikan pun lafalkan doanya.
Teruuuus begitu sampai dia bisa dan hafal. Berikut tata caranya: pakai kaki/tangan yg mana, menghadap ke mana, apa yg boleh/dilarang, dll.
Kalau lupa, INGATKAN.
Setiap hari, setiap aktivitasnya, setiap detik.
Ingat ya, KITA lho yg ikut melafalkannya. Anak pasti mendengar lalu diajak mengikuti.
Maka pelan2 anak akan teringat dan melakukan itu. Tanpa paksaan, tanpa diminta menghafal. In syaa Allaah nempel sendiri.
Setelah usianya lebih dari 5thn, baru ditambah penjelasan sederhana dari dalilnya.
Susah, cape, ribet, bawel, tapi begitulah pendidikan di awalnya... tapi itu akan memudahkan kita mengajarkan adab lain dan ilmu2 lain di tahapan usia selanjutnya.
Intinya, Kaitkan segala sesuatu dan kejadian pada Allaah. selalu kaitkan juga dgn Rasulullah.
Knp makan hrs pakai tangan kanan? Krn begitu kata Rasulullah. Kenapa hrs qoilulah? Krn Rasulullah melakukannya. jangan lupa utk selalu konsisten dlm membuat aturan dlm rangka mendidik anak-anak kita. Aturannya tentu aturan diin syar'i ya... Bukan aturan budaya atau sosial kemasyarakatan. jangan mudah lelah dan mudah merasa capek mengingatkan. Misalnya: pakai sandal sunnahnya hrs kanan dulu. Kalau anak pakai yg kiri dulu, ingatkan, suruh ulang lagi pakainya (yg kanan dulu). Tiap pake sendal begitu. Kalau terus diingatkan, maka adab itu akan nempel.
2. Sumber diskusi: Kontrol penggunaan internet. Usahakan tidak memberikan smartphone dengan ada internet di dalamnya. Anak itu fitrah. Agama juga fitrah. Sifat fitrah anak mesti di jaga. Seperti rasa bersyukur/ (biasakan terima kasih), rasa bersalah (biasakan meminta maaf), rasa membutuhkan (biasakan dengan kata tolong).
3. Sumber buku Harry Santosa
Jadi menanamkan agama tidak bisa dipksa tapi ditumbuhkan kecintaannya terlebih dahulu. 0-2 tahun anak masih meniru dan meneladani orang dewasa terdekat, sedapat mungkin ayah dan ibu memberikan contoh teladan yang baik, misal suka cita menyambut adzan, sholat dengan muka berseri2.
*CARA-CARA NABI DALAM MENDIDIK*
*Nabi* yang kami maksud disini adalah Nabi Muhammad _Shallallahu 'alayhi wa sallam_. Materi ini saya sarikan dari buku "Bersama Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam Mendidik Generasi Idaman" yang ditulis oleh Dr. Fadl Ilahi. Buku yang sama membahas metode pendidikan Rasulullah yaitu "40 Metode Pendidikan dan Pengajaran Rasulullah _Shallallahu 'alayhi wa sallam_" yang ditulis oleh Abdul Fattah Abu Ghuddah, buku ini kemudian ada yang menerbitkan dengan judul "Muhammad Shallallahu 'alayhi wa sallam sang guru".
*Metode pertama*, _memilih waktu yang tepat_.
Rasulullah tidak membatasi pengajaran pada waktu tertentu saja, tetapi beliau mengajar dan memberi pengarahan kapan pun hal itu diperlukan. Buktinya, di samping mengajar pada siang hari, beliau juga melakukannya pada malam hari. Waktu-waktu yang dipakai oleh Rasulullah dalam mendidik:
1). Setelah shalat Isya
2.) Menjelang separuh malam
3). Setelah bangun tidur pada malam hari
4). Setelah berlalunya dua pertiga malam
*Metode kedua*, _memilih tempat yang tepat_.
Rasulullah tidak membatasi penyampaian ilmu di tempat tertentu saja. Beliau mengajari para sahabat di mana pun selama ada kesempatan yang mendukung. Tempat-tempat yang dipakai oleh Rasulullah dalam mendidik:
1). Masjid
2). Salah satu rumah sahabat
3). Mina
4). *Sela-sela perjalanan*
*Metode ketiga*, _menyentuh semua lapisan masyarakat_.
Salah satu metode pengajaran Nabi yang diabadikan di dalam sirah adalah tidak membatasi penyebaran ilmu pada anggota masyarakat tertentu saja. Beliau mendidik: 1. Keluarga 2. Paman 3. Sepupu laki-laki 4. Sepupu perempuan 5. Teman 6. Para pemuda 7. Anak-anak 8. Kaum perempuan 9. Orang badui 10. Kaum muallaf
*Metode keempat*, _memanfaatkan kesempatan dan momentum_.
Di dalam sirah, diterangkan bahwa Rasulullah selalu mempergunakan beberapa kesempatan dan momentum untuk mengajar para sahabat dan memberikan pemahaman kepada mereka mengenai urusan agama.
1). Memanfaatkan bulan purnama untuk menjelaskan tentang melihat Allah Subhanahu wa Ta'ala
2). Memanfaatkan peristiwa gerhana bulan untuk memohon perlindungan kepada Allah dari keburukannya
3). Memanfaatkan kejadian seorang perempuan yang menyayangi anak bayi untuk menggambarkan kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya
4). Memanfaatkan ucapan Sa'ad Radhiyallahu 'anhu untuk menerangkan kecemburuan Allah
*Metode kelima*, _menyambut baik setiap orang yang hendak belajar_
*Metode keenam*, _mendekati orang yang diajak bicara_
*Metode ketujuh*, _menghadap ke arah lawan bicara_
*Metode kedelapan*, _menenangkan orang yang hadir sebelum berbicara_
*Metode kesembilan*, _menyapa nama asli, panggilan, atau julukan_
*Metode kesepuluh*, _menyentuh secara fisik_
*Metode kesebelas.* _Menepuk tubuh murid untuk membangun kedekatan sekaligus mengingatkan_
*Metode keduabelas.* _Menyampaikan pelajaran dengan jelas dan perlahan_
*Metode ketigabelas* _Mengulangi perkataan_
*Metode keempat* _Menggunakan isyarat_
*Metode kelimabelas* _Menjelaskan dengan ilustrasi_
*Metode keenambelas* _Menjelaskan dengan perumpamaan_
*Metode ketujuhbelas* _Memberi contoh nyata_
*Metode kedelapanbelas.* _Memberikan perbandingan_
*Metode kesembilanbelas.* _Menerangkan secara global lalu memperincinya_
*Metode keduapuluh.* _Bertanya_
*Metode keduapuluhsatu* Memilih istilah yang lebih halus untuk menyebutkan suatu perbuatan yang keji dan tercela
*Metode keduapuluhdua* Tidak malu mengajarkan sesuatu yang diperlukan
*Metode keduapuluhtiga*. Memberi kesempatan untuk bertanya
*Metode keduapuluhempat.* Memberi pujian terhadap pertanyaan yang bagus
*Metode keduapuluhlima.* Menjawab dengan analogi
*Metode keduapuluhenam.* Menjawab lebih dari yang ditanyakan
*Metode keduapuluhtujuh.* Tidak menjawab pertanyaan yang tidak diketahui jawabannya
*Metode keduapuluhdelapan.* Marah terhadap pertanyaan yang berbelit-belit
*Metode keduapuluhsembilan.* Terbuka untuk dikonfirmasi dan diajak diskusi
*Metode ketigapuluh.* Terbuka untuk diingatkan
*Metode ketigapuluhsatu.* Memberikan kesempatan pada murid untuk berbicara
*Metode ketigapuluhdua.* Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengulangi pelajaran di hadapan guru
*Metode ketigapuluhtiga.* Bersikap tawadhu
*Metode ketigapuluhempat.* Lemah lembut dalam memberikan pengajaran
*Metode ketigapuluhlima.* Marah terhadap kesalahan yang tidak seharusnya terjadi
*Metode ketigapuluhenam.* Marah kepada orang pandai yang seharusnya paham
*Metode ketigapuluhtujuh.* Memprioritaskan murid-murid yang fakir dari diri sendiri dan keluarga
*Metode ketigapuluhdelapan.* Memahami keistimewaan murid
*Metode ketigapuluhsembilan.* Memperhatikan kondisi murid
*Metode keempatpuluh.* Selalu memberikan kemudahan
Terkait beladiri untuk anak perempuan. Rekomendasi pemateri adalah usia SD karena dianggap sudah memahami urgensi. Berdasarkan pengalaman suami pemateri yang pernah ikut beberapa bela diri (karate, taekwondo, wingchun), yang cocok untuk perempuan:
1. Wingchun. Di desain untuk perempuan. Gerakan sederhana dan efektif. (Yang dipake di film seperti Ip Man, dan juga dasar beladiri Bruce Lee juga).
Wing Chun merupakan seni bela diri yang dikembangkan oleh seorang biksu perempuan. Gerakan-gerakannya sangat cocok untuk wanita dan efektif melumpuhkan lawan tanpa harus mengandalkan tenaga besar. Selain itu, jurus-jurusnya cocok untuk pertarungan jarak dekat, sebagaimana tindak kejahatan biasanya dilakukan di tempat-tempat yang sempit seperti dalam kendaraan umum, gang sempit, atau bahkan rumah sendiri.
Wingchun ada di bogor, di daerah pajajaran.
Kalau dari sumber internet, via ( http://bangka.tribunnews.com/ amp/2016/03/17/inilah-7-ilmu- beladiri-cocok-untuk-kaum- wanita-melindungi-dari- kejahatan )
2. Taekwondo.
karena lebih fokus pada menendang. Pria memiliki kekuatan tubuh bagian atas yang lebih besar dibanding wanita, dan ini bisa membuat wanita lebih rentan kalah jika bertarung dengan pria. Dengan teknik tendangan Tae Kwon Do, wanita bisa mengalahkan kekuatan pria.
Tapi tentu ada kekurangannya, terutama ketika lagi di tangga, kita ngga bisa nyerang pake kaki, hatus pake pukulan. Dan juga wanita biasanya pakai rok, yang ini juga membuat sulit untuk melakukan tendangan.
3. Aikido
Olahraga yang berasal dari Jepang ini, mengajarkan keterampilan untuk membalikkan kekuatan lawan dan melumpuhkan mereka. Pemanfaatan kekuatan lawan pada Aikido, sangat cocok untuk para wanita yang mayoritas lebih lemah daripada pria.
Cara Supaya Anak Mampu Memahami Perasaan Dirinya. Pemateri menjawab dengan referensi artikel asli dari Yayasan Kita dan Buah Hati sebagai berikut.
Jiwa ibu adalah lautan rasa, ia mengisi pundi-pundi jiwa anak-anak dengan limpahan kasih sayangnya. Maka, penting bagi anak perempuan kita memiliki kemampuan membaca bahasa tubuh, menerima perasaan orang lain, serta kemampuan mendengar dan menunjukkan kasih sayang.
Seringkali ada kondisi dimana seorang ibu merasa sudah mencurahkan segenap kasih sayangnya kepada anak-anak, namun dari sudut pandang anak tidaklah demikian. Biasanya hal ini dikarenakan ketidakcocokan bentuk kasih sayang yang ditunjukkan. Misalnya, Ibu menunjukkan kasih sayang dengan memberi segala keinginan, namun anak ternyata menganggap bentuk kasih sayang adalah dengan dibacakan buku cerita sebelum tidur atau ditemani mengerjakan PR.
Keterampilan membaca bahasa tubuh, menerima perasaan orang lain, serta kemampuan mendengar dan menunjukkan kasih sayang dalam diri kita *dapat diasah dengan membiasakan diri berpikir dan merasa sebelum bicara. Saat anak memecahkan vas bunga kesukaan kita, jangan buru-buru menasehati. Sapa dulu perasaan anak, “Kakak takut dan terkejut ya?”.*
Dua peran dan beragam keterampilan di atas bukanlah sesuatu yang bisa diajarkan dengan lisan, tapi seperti memasak, anak perempuan kita bisa mengikuti dari melihat ibu dalam keseharian.
Kesimpulan yang kelompok kami ambil:
Seringlah bertanya mengenai perasaan yang ia rasakan dalam setiap kondisi, agar ia menyadari tentang perasaan yang dia rasakan. Seperti contoh di artikel yayasan kita dan buah hati tersebut, ketika anak perempuan kita melakukan kesalahan, tanyakan terlebih dahulu perasaannya, apa ia terkejut, sedih, tidak suka, bosan. Insya Allah bila terus dilakukan akan mulai menerima dan mengenal perasaan dirinya sendiri.
Untuk mengenalkan perasaan orang lain, bisa kita kisahkan dengan cerita yang merefleksikan ke dirinya. Misal, kita mengisahkan tentang bahasa tubuh teman yang sedang sedih, bahagia, kecewa dan lain-lain. Beri tahu juga apa yang harus ia lakukan kalau ada temannya menghadapi berbagai macam perasaan tersebut. Dan juga bisa beri pertanyaan, misal tentang merebut mainan tanpa izin, kita bisa tanyakan ke anak perempuan bagaimana perasaan yang ia rasakan bila hal tersebut terjadi pada dirinya, apakah dia suka?, Bila menjawab tidak suka, kesal, sedih, bisa diajarkan untuk tidak melakukannya.
Terkait usia tepat untuk masuk pesantren dan kriterianya. Tim pemateri menggunakan referensi dari kuliah pk konci salah satu anggota kelompok.
"Menitipkan anak ke pesantren dan boarding school utk usia SD menurut kami belum waktunya. Kalau usia SMP, silahkan. Jadi, sebaiknya anak dipesantrenkan (diasramakan) ketika usia baligh. Di bawah itu sebaiknya jgn dulu. Krn anak perlu bimbingan langsung ortu dan ikatan yg kuat dgn ortu di usia pra baligh.
Karena usia SD kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang orang tua masih besar. Dan sebagai orang tua kita mendapat kesempatan untuk menguatkan pondasinya terlebih dahulu. Dibantu oleh guru yang berkompeten di lembaga yg dipilih.
Perlu diperhatikan juga mengasramakan anak perempuan. Itupun hrs dipilih pesantren yg sangat memperhatikan keamanan bagi anak perempuan"
" *Dalam hal memilih lembaga pendidikan*, kami lebih menyarankan _hindari pikiran_ pada *megahnya bangunan*, *lengkapnya fasilitas*, *nyamannya lingkungan*, dan *bla bla bla* yang judulnya biar anak kerasan belajarnya....
Sungguh....
kebarokahan itu jarang ada pada kondisi seperti itu. Para salafush shalih berada pada tingkatan manusia terbaik karena fokusnya pada ketaatan kepada Allah, bukan pada hal materi....
Pendidikan mereka serba terbatas tetapi barokah.
*Bukankah Allah Memperingatkan kepada hambanya untuk menghindari bermegah-megahan?*
*Hal yang kami tekankan* dalam memilih lembaga pendidikan untuk anak adalah *lihat dan nilai terlebih dahulu adab dan akhlaq guru-gurunya*.....
Karena ini merupakan hal yang urgen.
Buat apa bangunan kuat, supermarket ada, bahkan di kelas ada kulkas segala namun guru di depan muridnya banyak mencontohkan hal-hal yang buruk, seperti merokok, terlambat datang, berkata kasar, dan sebagainya.
Kriteria:
_Cari lembaga pendidikan yang adab dan akhlaq gurunya dominan mulia._ Setelah itu, adalah lihat kurikulum dan hal-hal lainnya.
Jadi, *lembaga pendidikan yang ideal menurut kami* adalah lembaga pendidikan yang guru-gurunya beradab dan berakhlaq mulia, kurikulumnya sangat memperhatikan Al-Quran dan Hadits, menanamkan keimanan kepada anak, dan diterapkannya ketaqwaan di mana pun berada. Taqwa sedang belajar, taqwa sedang istirahat, taqwa di mana pun dan kapan pun. Demikian."
Diskusi selanjutnya terkait seorang laki-laki sudah terlanjur jadi seorang suami yang ternyata fitrah ke-lelaki-an nya lemah (misal: terlalu lembut, sangat perasa, banyak mengalah, berkemauan kurang dalam menafkahi keluarga, dll) apakah ini bukti bahwa fitrah sebagai seorang laki-laki cedera atau bagaimana? Siapa yg paling harus berperan memperbaikinya.
Menurut tim pemateri: "Sebenarnya belum tentu bukti bahwa ada fitrahnya yang cedera. Bila masih ada orang tuanya, tentu orang tua masih punya peranan mendidik anak, karena pendidikan terhadap anak tidak berujung hingga orang tua meninggal. Namun, karena sudah berumah tangga sendiri, istri sebagai orang yang posisinya lebih dekat baik lokasi dan di hati juga dekat bisa membantu meningkatkan fitrah kelakiannya kembali. Cara-cara nyatanya, dengan mengizinkan dia melakukan me time berupa olah raga laki-laki, seperti fitness (angkat beban), futsal (berkumpul dengan teman laki-laki), basket, panahan, berenang, berkuda, mendaki gunung. Istri tidak mengambil alih dalam proses pengambilan keputusan, diserahkan kepada suami dan percaya pada keputusannya. Cara lain bisa dengan suami yang menjadi imam di perjalanan, menentukan destinasi, acara, visi misi jalan-jalan, untuk melatih sifat kepemimpinannya. Memberikan nafkah juga sebenarnya sudah melatih sifat kelakiannya, tanggung jawabnya terhadap keluarga. Istri dan orang tuanya bisa bekerja sama dalam meningkatkan fitrah kelakiannya."
At last, pertanyaan terkait anak yang bertanya ketika melihat kucing sedang kawin apakah itu termasuk hal tabu/saru atau tidak. Heuheu, pertanyaan menarik bukan? Kalau anak masih usia dini, di bawah 7 tahun, bisa dijawab "kucingnya sedang proses berkembang biak, untuk punya keturunan. Atau bisa juga, kucingnya sedang menikah". Prinsipnya, tidak berbohong. Dijelaskan sesuai daya tangkap anak.
Taqwa adalah modal penting dalam mendidik anak.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin رØÙ…Ù‡ الله menekankan:
"Yang menentukan (keberhasilan) pembinaan anak, susah atau mudahnya, adalah kemudahan (taufik) dari Allah عزّوجلّ, dan jika seorang hamba bertakwa kepada Allah serta (berusaha) menempuh metode (pembinaan) yang sesuai dengan syariat Islam, maka Allah akan memudahkan urusannya (dalam mendidik anak)."
Alhamdulillah,, selesai.. Semoga bisa diamalkan bukan sekedar penggugur kewajiban setor review semata. Aamiin.. Yuks, semangat untuk peradaban lebih baik.
#Tantangan10Hari
#Tantangan10Hari
#Level11
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak
#BundaSayang
#IbuProfesional
Komentar
Posting Komentar