Langsung ke konten utama

Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak #6

Review #6


Sabtu Ceria diwarnai dengan ngobrol cantik ala kelompok 6 MaRmed (Mamak-mamak Ras Medan). Hehehe, nama geng diskusinya mba Basariah Ritonga dan mba Nurmintauli Siregar. Tema yang diangkat Kekerasan Seksual pada anak.

Kalau bicara terkait data, ternyata kasus ini mengerikan ya. So, bai skip aja, khawatir jadi baper. Tapi, yang membuat hati miris itu pelaku kejahatan seksual pada anak itu cenderung orang sekitar. Sedih kan.. seharusnya mereka yang berperan sebagai pengayom masa depan bangsa. 

Mengapa anak bisa terbujuk? Karena, pelaku ini punya waktu banyak dengan anak dan sering menyapa perasaannya saat ayah dan ibu tidak mendengarkan dan sibuk.

Hal apa saja yang melatarbelakangi? Ternyata, pelaku pada masa kanak-kanaknya pernah juga mengalami kejahatan seksual yang tidak terobati dengan baik. Bahayanya juga kalau pelaku juga terpapar pornografi. Akibatnya, mereka pin tidak akan takut walaupun akan mendapat ancaman dikebiri.

SOLUSI PENCEGAHAN
Nah, untuk mencegah tindakan tersebut, berikut SOLUSI yang dipaparkan oleh Mamak Medan:
1. Mengajarkan anak tentang Fitrah Seksualitas sejak dini sesuai dengan tahapan usianya. Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang bersikap dan bertingkah laku layaknya seorang lelaki sejati atau perempuan sejati. Selain itu, kuatkan nilai-nilai agama dan ajarkan anak tentang pendidikan pre aqil baligh sebelum anak memasuki usia puber. 


Menurut hasil riset Mark B Kastleman (Seorang ahli terapi adiksi pornografi di AS) dan Dr. Donald Hilton Jr (Ahli bedah otak dari University of Texas), paparan pornografi yang intens mengakibatkan kerusakan otak yang ujungnya akan muncul kerusakan perilaku. Tapi subhanallah, jauh sebelum penelitian itu ditemukan Allah SWT sudah memerintahkan kita untuk menahan pandangan dan menjaga kemaluan  “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah maha memgetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An Nur : 30). Jangan mendekati zina. Adab pergaulan antara wanita dan pria. Semua hal tersebut sudah terangkum dalam Alquran. Ahh, iya, kuatkan pondasi agama anak-anak kita!

2. Memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari ayah ibu. Bangun dan perkuat kembali bonding dan kelekatan antara orang tua dan anak.




3. Mengajarkan kemampuan berpikir kritis. Ajarkan anak cara melindungi tubuhnya dengan mengajarkan sentuhan baik, sentuhan bingung dan sentuhan buruk. Nah, caranya bisa lihat di infografis sebagai berikut.




PENTING!!!
Ajarkan juga anak tentang pemakaian Handphone, baik positif dan negatifnya. Pahamkan bahwa ia bisa menggenggam dunia dengan satu buku jarinya dengan handphone dan internet ditangannya. Sebelum anak diberikan handphone jelaskan terlebih dahulu segala kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.

REVIEW HASIL DISKUSI
1. Ketika anak mengalami kasus pedofilia, sebaiknya:
a. Anak (korban) segera diterapi. Pertolongan pertama, mungkin dari orang tua harus lebih menyapa perasaan anak, banyak diajak bercerita sambil ditanyakan apa yang ia rasakan sekarang. Bila perlu, minta bantuan psikolog.
b. Pelaku harus dilaporkan ke polisi, diproses hukum hingga mendapat hukuman setimpal. 

2. Terkait bagaimana kita tahu apakah anak-anak sudah memahami pesan yang kita sampaikan atau belum.
a. Pada anak usia 1-2 tahun, kita memang tidak boleh lengah dan terus mengawasi terutama bila diluar rumah.
b. Pada anak usia diatas 3 tahun, kita harus sudah mengedukasi mereka. Cara mengedukasinya bisa dengan menceritakan tentang anggota tubuh, lewat gambar, atau nyanyian. Bercerita atau bertanya (dialog) pun bisa dilakukan, misalnya:
"Nak, kamu itu sangat berharga bagi ayah dan ibu. Jadi kamu harus bisa melindungi tubuhmu terutama yang ditutup oleh pakaian dalam."
Atau
Ibu: "Kalau ada seseorang yang memberikan sentuhan buruk apa yang akan kamu lakukan nak?"

Anak: "Lari teriak nggak mau"

c. Ajarkan anak perlindungan internal yang berasal dari dalam dirinya. Jangan didikte karena jika kondisi itu menimpanya maka ia sendiri yang akan menghadapinya sendiri nanti.
d. Penting juga untuk memahamkan anak agar tidak gampang terbujuk oleh orang yang tidak dikenal

3. Ciri-ciri Pedofilia
  • Biasanya adalah pria dewasa. Seringkali terlihat sebagai orang pekerja keras, ke-Bapak-an dan sayang anak (family-oriented). Contoh, Pelaku Emon yang ditangkap itu sering mengajak anak main layangan, buatin PR, main sama-sama. Jadi pada saat Emon ditangkap anak- anak disana sedih karena Emon kan sudah dianggap teman dimata anak-anak.
  • Para pelaku biasanya selalu menghindari kontak mata. Terkadang sering memperhatikan anak-anak dengan tatapan nafsu terutama memperhatikan dibagian sensitif.
  • Pelaku punya 2 cara yaitu kalau tidak merayu dengan iming-iming hadiah, makanan atau bermain bisa juga dengan ancaman
  • Cara yang dilakukan pedofil untuk mendekati targetnya, Mereka secara aktif mendekati anak-anak yang pendiam, membutuhkan perhatian, tampak lemah atau punya masalah di rumah. Mereka juga memberi perhatian lebih pada anak-anak yang tidak mereka lecehkan, untuk membangun kepercayaan anak dan orangtua Selalu mencari cara untuk bisa menghabiskan waktu berdua saja dengan anak-anak.
  • Pedofil rela tidak dibayar padahal sudah mengasuh anak. 
Ayo, bersamai tumbuh kembang buah hati kita!

WoW.. MasyaaAllah,, banyak bingitsss ya PRnya.. Sesuai dengan Quotes Penutup dari mba Sari pada diskusi hari ini.

IT TAKES A VILLAGE TO RAISE A CHILD

Sekian review di sabtu siang. Semoga bisa bermanfaat dan diamalkan. Mari memanfaatkan serpihan waktu mumpung anak sedang sibuk dengan aktivitas proyeknya.. Segera pindahkan ke blog sebelum whatsapp mengalami clear chat. Bhahaha.. sesuatu bingits :p

Catatan lain: 
Video Sentuhan dari Bu Elly Risman

Link Media Edukasi Kel, 6
https://drive.google.com/folderview?id=17UUduWdTr10ACItk_tuK7TjLQrCry7rN

#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aliran Rasa #11

Aliran Rasa Alhamdulillah, saya senang di Tantangan Level #11 ini karena: 1. Bertaburan media edukasi baik itu di grup maupun sosmed. MasyaaAllah, kreatif dan sarat informasi bermanfaat.. barokallahu fiikunna, bunprof :) 2. Grup bunsay WhatsApp jadi "ramai" diskusi sepuluh hari berturut-turut. Tidak melulu berbicara akan tantangan masalah melainkan juga sharing untuk mencari solusi. MasyaaAllah, barokallahu fiikunna :) 3. Konsep metode "learning by teaching" per kelompok memberikan hikmah tersendiri, yaitu keluar dari zona nyaman. Biasanya buat rencana, eksekusi dan nulis sendiri. Tapi, tantangan kali ini lewat diskusi grup, mulai dari: membagi waktu jam online untuk diskusi,  menyamakan persepsi, aktif membaca literatur, merumuskan bahan dan media edukasi, membahas strategi membagi tugas, rembukan nama Genk, dll. Begitupun juga dengan menyimak presentasi grup lain yang mungkin jadwal online-nya di luar jam "online time" pribadi, tapi ya mensiasati...

saatnya berbagi makanan kesukaan (tahap ulat pekan6)

Pekan ini, tugasnya adalah 'mengasah rasa', mencoba berbagi makanan yang disukai oleh teman kita. MasyaAllah... jadi ingat hadits berikut. Yup, setelah kembali melihat jurnal #5, saya mencoba menganalisis setidaknya ada irisan kebutuhan yang sama dari 14 orang sahabat bulat, yakni: manajemen waktu, pendidikan anak dan cooking (resep). Oleh karena itu, saya kembali "ngubek-ngubek" dokumentasi sumber belajar yang pernah saya simpan dan manfaatkan dahulu. Dan, tarrraa.. saya pun segera mengemas paket potluck: 1. Manajemen waktu ramadhan di http://bit.ly/cemilanibu      2. Manajemen pendidikan anak di http://bit.ly/potluck_edu 3. Resep dan Pedoman gizi (dari rumbog IP Bogor) di http://bit.ly/bogabogor Terharu Mendapat Potluck Alhamdulillah, senang banget dapat potluck dari teman-teman. Alhamdulillah, semuanya saya butuhkan. Terharu! Nah, potluck dari teman-teman  saya klasifikasikan dalam dua tema besar, yakni parenting dan kajian keislaman. Untu...

Fotografi: Kids and Nature

Lokasi : Kebun Raya Bogor Tanggal Foto: 2 April 2017 Waktu: 07.54 Subtema: "Think Green" Model: Raufa Foto Edit: Tanpa Edit Lokasi : Kebun Raya Bogor Tanggal Foto: 2 April 2017 Waktu: 07.36 Subtema: "Galau: Main apa lagi ya?" Model: Hadiya Foto Edit: Tanpa Edit Lokasi : Kebun Raya Bogor Tanggal Foto: 2 April 2017 Waktu: 07.35 Subtema: "Just walking" Model: Hadiya Foto Edit: Tanpa Edit #kidsandnature #fotolandscape #lombafoto #rumbelfotografiiipbogor #rumahbelajarfotografi #femalefotografer #smartphonephotographer