Langsung ke konten utama

Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak #9

Review #9


Hari ini, giliran kelompok Duo Vi (Mba Novi Puspitasari dan Mba Vera Septiawati) yang tampil. Bahasan fitrah seksualitas ini mengangkat konsep mahram dan masalah inces. Berikut ini poin-poin yang dibahas.

Definisi Mahram
Mahram adalah orang yang haram dinikahi, baik karena keturunan atau pernikahan. Hehehe, jangan tertukar dengan muhrim ya.. Plizzz :p 

Sumber Rujukan
Bagi muslim,  rujukan kembali pada Qur'an, yakni QS. An Nisa ayat 22-23. Ada mahram yang dikarenakan pernikahan, ada juga karena sepersusuan. Tafsir Qur'an ayat tersebut dapat dilihat di bawah ini. 



Ringkasan Mahram dalam bentuk infografis adalah sebagai berikut.


Tujuan Mengetahui Mahram

Mengetahui konsep mahram merupakan hal yang penting. Semuanya bermuara untuk menggapai ridha Allah. Dalam islam, incest (pernikahan atau ber'hubungan' dengan mahram) itu sendiri merupakan hal yang dilarang dan dapat mengundang murka Allah.  



Penyebab Incest
Kasus incest sendiri memang bukan bualan. Faktanya, hal ini terjadi di beberapa kasus dengan korban "anak". Sedih ya.. seharusnya "keluarga" kan memberikan perlindungan yang aman. Adapun penyebab incest menurut penyaji adalah sebagai berikut.
Faktor internal
a) Biologis: dorongan seksual yang terlalu besar dan ketidakmampuan pelaku mengendalikan hawa nafsu seksnya. Faktor biologis ini merupakan faktor yang susah untuk disembuhkan. Menurut pengakuan pelaku incest yang di publikasikan di media massa, hubungan incest mereka lakukan dengan alasan kesepian di tinggal istri, kurang puas dengan layanan istri, kebiasaan anak perempuan tidur dengan bapaknya selain itu juga kejadian ini dapat terjadi karena adanya dugaan pelaku mengidap kelainan seks dan masalah gangguan kejiwaan.
b) Psikologis: pelaku memiliki kepribadian menyimpang, seperti minder, tidak percaya diri, kurang pergaulan, menarik diri dan sebagainya. Kurang pergaulan yang mana pada keluarga tertentu di larang bergaul dengan dunia luar. Kadang-kadang ada juga penyebab dimana satu keluarga di larang menikah di luar kalangannya agar semua harta yang dimiliki tidak keluar dari keluarga besarnya. Ada  juga kemungkinan diharapkan supaya turunan mereka lebih asli sebagai bangsawan.
Faktor eksternal
a) Ekonomi keluarga: ekonomi keluarga yang minim yang pas-pasan. Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah atau mempunyai keterbatasan pendapatan untuk bermain di luar lingkungan mereka sehingga mempengaruhi cara pandang dan mempersempit ruang lingkup pergaulan. Dalam masyarakat yang kurang mampu hal ini banyak sekali terjadi. Kemiskinan yang absolut menyebabkan seluruh anggota keluarga suami istri dan anak-anak tidur dalam satu tempat tidur. Apabila satu waktu seorang ayah bersentuhan dengan anak perempuannya yang masih gadis maka ada kemungkinan salah satu dari keduanya bisa terangsang yang akhirnya terjadi hubungan seksual, paling tidak kontak seksual. Situasi semacam ini memungkinkan utuk terjadinya incest kala ada kesemptan
b) Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah: kemampuan berfikir seseorang tidak berkembang, mereka tidak berfikir logis, tidak memikirkan dampak kedepannya seperti apa, mereka hanya berfikir hanya untuk kepuasan semata.
c) Tingkat pemahaman agama dan penerapan aqidah serta norma agama yang kurang.
d) Konflik budaya:  karena pengaruh budaya asing yang dibawa oleh media. Perubahan sosial terjadi begitu cepat seiring dengan perkembangan teknologi. Media komunikasi (radio, TV, VCD, internet, HP, Koran dan majalah) telah masuk ke seluruh pelosok dengan membawa budaya baru yang sebetulnya tidak cocok dengan budaya dan norma setempat. Orang dengan mudah mendapat berita seks dan pornografi melalui media. Informasi terkait seks dan pornografi tersebut dapat menjadi model bagi mereka yang tidak bisa mengontrol hawa nafsu birahinya.
e) Pengangguran: mendorong istri untuk bekerja dan tidak melaksanakan perannya. Kondisi istri jarang di rumah (apalagi kalau isri menjadi TKW), membuat sang suami kesepian. Suami membutuhkan hiburan sedangkan uang tidak ada. Tidak menutup kemungkinan anak yang sedang dalam perkembangan (remaja atau gadis) menjadi sasaran pelampiasan nafsu birahi sang ayah.

Selain faktor di atas, terdapat juga: 
a). Usia: pikiran anak terbatas dan memiliki ketakutan. Biasanya faktor ini sering terjadi antara ayah dan anak perempuannya yang masih kecil dalam artian di bawah umur. Dalam kasus ini sering kali sang anak belum mengerti akan seks akan tetapi yang lebih cenderungnya yaitu ketakutan sang anak pada ayah apabila tidak mengikuti kemauan sang ayah.  Terkadang tidak ada tanda – tanda pemaksaan yang muncul. Tetapi ketika melibatkan orang tua dan anak, perasaan takut ketahuan dan takut dihukum merupakan bagian dari hubungan tersebut. Otoritas dan ketakutan superior orang dewasa biasanya mendorong anak menyetujui dan mau melakukannya. Ini juga mungkin merupakan dorongan bagi sebagian anak atau remaja untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang dewasa atau saudara sekandungnya.
b). Jenis kelamin: lelaki lebih berkuasa atas perempuan. Masalah kedudukanpun ikut serta dalam terjadinya incest karena di kalangan masyarakat yang awam dimana kaum laki-laki memperlakukan perempuan tidak didasari dengan norma atau hukum agama maupun sosial. Tanpa adanya iman sebagai kekuatan internal/spiritual, seseorang akan dikuasai oleh dorongan primitif, yakni dorongan seksual ataupun agresivitas.
c) Bermain lama-lama dalam satu kamar sehingga kelamaan nafsu biologis mereka akan terangsang. Hal seperti ini harus dihindari oleh lelaki dan perempuan yang mempunyai hubungan darah, baik itu perempuan dan laki-laki dewasa ataupun di bawah umur karena di khawatirkan akan terjadi hal yang tidak diinginkan.
d) Kurangnya pengetahuan tentang seks yang benar sehingga terjadi incest (perkawinan sedarah) selain inces masih banyak kasus lainnya seperti PMS, pernikahan dini dan lain sebagainya.






Pelaku Incest

Incest dapat dilakukan oleh ayah, ibu maupun saudara kandung sendiri. Penyebab perilaku oknum  tersebut dilihat dari bagan di bawah. Miris kan ya?
Akibat Incest
Dari berbagai studi, incest dapat mengakibatkan korban mengalami gangguan psikologis, gangguan medis, rendah diri dan mudah terjerumus dalam hal negatif (alkohol, obat terlarang, pelacuran) serta menjadi pelaku kekerasan seksual di kemudian hari. Belum lagi, stigma negatif dari masyarakat yang masih memegan teguh norma-norma.  

Pencegahan Incest
Incest bisa dicegah dengan memperkuat iman, mengedukasi seks dengan baik (sesuai tuntunan norma agama dan masyarakat, mengisi waktu luang dengan kegiatan positif serta menjauhkan diri dari syahwat.


Penanganan Terhadap Korban Incest
a. Periksalah pasien untuk luka lecet dan trauma lain dan periksa juga penyakit kelamin. Hal ini akan sedikit mengurangi rasa trauma si penderita incest dan dengan di periksanya luka luka lecet akibat dari incest akan mengurangi penyakit  yang datang pada si penderita.
b. Psikoterapi individual untuk menghadapi sang korban merupakan alur untuk ventilasi amarahnya.  
c. Terapi kelompok untuk membantu korban yang telah melepaskan diri dari perilaku incest dan dapat membahas masalah itu secara terbuka dalam kelompok. Umumnya ada kelompok secara khusus yang berupaya membantu wanita korban incest mengurangi rasa malu dan stigma yang terjadi.

Beberapa negara, kasus incest bisa masuk ke ranah pidana. Jadi pihak berwajib boleh ikut campur. Untuk korban dan pelaku dapat diterapi, disadarkan dengan nilai agama. Korban dapat dijauhkan / dipisahkan dari pelaku.


Sekian review hari ini. Wallahu'alam bi shawwab.. 
Semoga keluarga kita dilindungi dari hal-hal demikian. Aaamiin.

Link media edukasi:

Real Love Means Helping Each Other To Attain Jannah, 
Not Holding Each Others Hands Walking Towards The Hellfire

#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aliran Rasa #11

Aliran Rasa Alhamdulillah, saya senang di Tantangan Level #11 ini karena: 1. Bertaburan media edukasi baik itu di grup maupun sosmed. MasyaaAllah, kreatif dan sarat informasi bermanfaat.. barokallahu fiikunna, bunprof :) 2. Grup bunsay WhatsApp jadi "ramai" diskusi sepuluh hari berturut-turut. Tidak melulu berbicara akan tantangan masalah melainkan juga sharing untuk mencari solusi. MasyaaAllah, barokallahu fiikunna :) 3. Konsep metode "learning by teaching" per kelompok memberikan hikmah tersendiri, yaitu keluar dari zona nyaman. Biasanya buat rencana, eksekusi dan nulis sendiri. Tapi, tantangan kali ini lewat diskusi grup, mulai dari: membagi waktu jam online untuk diskusi,  menyamakan persepsi, aktif membaca literatur, merumuskan bahan dan media edukasi, membahas strategi membagi tugas, rembukan nama Genk, dll. Begitupun juga dengan menyimak presentasi grup lain yang mungkin jadwal online-nya di luar jam "online time" pribadi, tapi ya mensiasati...

saatnya berbagi makanan kesukaan (tahap ulat pekan6)

Pekan ini, tugasnya adalah 'mengasah rasa', mencoba berbagi makanan yang disukai oleh teman kita. MasyaAllah... jadi ingat hadits berikut. Yup, setelah kembali melihat jurnal #5, saya mencoba menganalisis setidaknya ada irisan kebutuhan yang sama dari 14 orang sahabat bulat, yakni: manajemen waktu, pendidikan anak dan cooking (resep). Oleh karena itu, saya kembali "ngubek-ngubek" dokumentasi sumber belajar yang pernah saya simpan dan manfaatkan dahulu. Dan, tarrraa.. saya pun segera mengemas paket potluck: 1. Manajemen waktu ramadhan di http://bit.ly/cemilanibu      2. Manajemen pendidikan anak di http://bit.ly/potluck_edu 3. Resep dan Pedoman gizi (dari rumbog IP Bogor) di http://bit.ly/bogabogor Terharu Mendapat Potluck Alhamdulillah, senang banget dapat potluck dari teman-teman. Alhamdulillah, semuanya saya butuhkan. Terharu! Nah, potluck dari teman-teman  saya klasifikasikan dalam dua tema besar, yakni parenting dan kajian keislaman. Untu...

Fotografi: Kids and Nature

Lokasi : Kebun Raya Bogor Tanggal Foto: 2 April 2017 Waktu: 07.54 Subtema: "Think Green" Model: Raufa Foto Edit: Tanpa Edit Lokasi : Kebun Raya Bogor Tanggal Foto: 2 April 2017 Waktu: 07.36 Subtema: "Galau: Main apa lagi ya?" Model: Hadiya Foto Edit: Tanpa Edit Lokasi : Kebun Raya Bogor Tanggal Foto: 2 April 2017 Waktu: 07.35 Subtema: "Just walking" Model: Hadiya Foto Edit: Tanpa Edit #kidsandnature #fotolandscape #lombafoto #rumbelfotografiiipbogor #rumahbelajarfotografi #femalefotografer #smartphonephotographer